PastiNews – SUKSES tidak datang dengan sendirinya. Butuh proses dan manajemen yang bagus. Terlepas dari itu semua, ternyata ihktiar dan keihklasan menjadi pondasi dari segala kesuksesan.
Inilah yang dilakukan Gianto Hartono, SE. Tiga posisi dipercayakan kepadanya.
Sebagai Sekretaris Umum KONI Jawa Barat, Ketua Harian Pengprov Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dan Ketua Umum Pengprov Federasi Olahraga Karate – Do Indonesia (FORKI) Jawa Barat.
Ketiga posisi tersebut, bukan atas dasar kemauan dirinya, namun semata-mata kecintaan dirinya pada olahraga.
‘Tidak pernah terbayangkan dalam diri saya kalau sekarang saya berada dalam keluarga besar organisasi ini, semua mengalir begitu saja. Maaf, apalagi meminta-minta jabatan dalam organisasi KONI, PBSI dan Forki, tidak. Itu pantangan buat saya,’ papar Gianto saat berbincang dengan PJ Jumat 29 Oktober 2021.
Tiga jabatan dengan tiga karakter yang berbeda, mungkin jika seorang Gianto, tak terbayangkan apakah dapat berjalan dengan baik dan memiliki prestasi yang patut dibanggakan.
Lihat saja di cabang bulutangkis. Sebagai Ketua Harian yang praktis menjalankan kepengurusan secara keseluruhan. Bahkan mengantarkan cabor ini menjadi juara umum pada perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) lalu di Papua dengan raihan 3 medali emas 3 medali perak dan 1 perunggu.
Padahal target awal hanya 2 medali emas. Sementara di cabang olahraga karate, kembali membuktikan prestasinya. Cabor karate juara umum di PON Papua dengan meraup 4 medali emas, 2 perak dan 3 medali perunggu.
Hasil ini sekaligus mempertahankan gelar juara umum yang pernah diperoleh pada PON 2016 di Jawa Barat. Gianto sempat berfikir keras lantaran ketika itu, DKI Jakarta mengancam akan merebut posisi juara umum karate dengan ‘menghalalkan’ segala cara.
Namun kedua Cabor bisa berhasil Juara Umum di PON Papua?
Sambil tersenyum pria yang asik diajak berbicara ini menjawab ringan, keberhasilan kedua Cabor yang dipegangnya karena campur Tangan Tuhan.
‘Mungkin ada campur Tangan Tuhan. Kalau disepakbola kelihatan sekali tangan Maradonya. Tapi kalau di karate dan bulutangkis gak kelihatan. Tapi bagi saya serasa nyata,’ paparnya sambil tertawa.
Menurutnya, inti dari pekerjaan yang diamanahkan kepada dia, harus dijalankan dengan ikhtiar tanpa batas dan keikhlasan.
‘Itu pondasinya. Kalau hal ini sudah terpatri dalam diri kita berikutnya adalah menempatkan orang-orang yang ahli di dalamnya membantu kita. Selanjutnya beri kepercayaan penuh. Saya melakukan itu. Kuncinya adalah kebersamaan. Karena bagi saya tidak zamannya sekarang segala sesuatunya dikerjakan sendiri. Harus bersama-sama sesuai keahlian masing-masing, begitu,’ tandasnya.
Secara terang-terangan dia mengatakan jika dirinya banyak belajar pada Taekwondo pimpinan Benny R Gautama. Lima kali juara umum pada lima kali PON, Jawa Barat menjadi kiblat taekwondo Indonesia.
‘Kita tidak perlu harus malu belajar dengan cara yang dilakukan cabang olahraga lain. Saya belajar dengan taekwondo. Ternyata yang dilakukan pimpinan taekwondo adalah memberikan kepercayaan kepada pengurus lain yang memang ahli dibidangnya. Hasilnya dapat kita lihat,’ tambah Gianto.
Ternyata sangat sederhana dan tidak terlalu sulit. Atas dasar kepercayaan tersebut, Gianto menyerahkan tugas-tugas persiapan kedua cabor itu kepada pengurus lainnya. Terutama masalah tehnik.
Dirinya hanya mengontrol dan membuat keputusan sesuai kebijakan dia sebagai pimpinan.
Khusus cabang bulutangkis Gianto adalah orang kedua. Masih ada Ketua umum yaitu Irjen. Pol. Dr. Akhmad Wiyagus, Sik,.MSi. MM yang sekarang menjabat Kapolda Gorontalo.
Meskipun demikian Gianto dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
‘Di bulutangkis saya bukan pembuat keputusan. Jadi apa pun yang diputuskan terkait persiapan PON, saya selalu berkoordinasi dengan Ketua Umum PBSI Jabar yang sekarang Kapolda Gorontalo. Hanya berkoordinasi ditingkat kebijakan. Kalau pekerjaan yang lain saya dan pengurus lainnya yang jalan. Saya tidak mungkin mengganggu beliau yang memiliki tugas berat sebagai Kapolda,’ ujarnya.
Lalu bagaimana dengan tugas lain sebagai Sekretaris Umum?
‘Ini adalah tugas pokok dan penting. Saya menjaga kantor KONI sesuai perintah Ketua Umum menjelang PON di Papua. Biasa. Sebagai ibu rumahtangga, tentu harus menunggu dikantor’ tegasnya.
Dirinya bersikap tegas sesuai yang diamanatkan Ahmad Saefudin selaku pimpinan tertinggi.
Mengatur keberangkatan dan kepulangan kontingen yang dikerjasamakan dengan Jaswita.
‘Dari Papua, pak Ketua selalu menelpon saya serta memerintahkan saya untuk menjamin para atlet yang diberangkatkan ke Papua harus nyaman dan tidak ada kendala. Termasuk melepas keberangkatan para atlet ke Papua. Baik jam 02.00 dini hari dan bahkan ada yang jam 03.30 WIB pagi. Termasuk memenuhi permintaan Ketua Umum membuat dan mengirimkan kaos untuk “bobotoh”. Kendati permintaan mendadak, namun dapat dilaksanakan. Tidur di KONI hal yang biasa. Nikmati saja. Terimakasih teman-teman pengurus KONI yang lain yang juga ikut terlibat ‘terang Gianto.
Sebagai Sekretaris Umum dapat dijalankan dengan baik. Termasuk menyelesaikan tugas administrasi.
Padahal sebagai pimpinan cabang olahraga pikirannya terpecah karena dua cabor olahraga yang dipegangnya bertanding pula di PON.
Gianto baru sedikit tenang ketika hampir semua Cabor sudah berangkat ke Papua. Sebagai pimpinan cabor bulutangkis dan karate, barulah dirinya bersiap-siap terbang ke Papua.
‘Saya berangkat tanggal 11 Oktober ke Papua memberikan dukungan ke cabor bulutangkis dan karate. Sebagai orangtua di kedua cabor itu, saya wajib mendampingi atlet. Saya harus memotivasi dan mensupport mereka. Saya sangat bersyukur hasil yang dicapai anak-anak luar biasa. Kedua Cabang olahraga juara umum walau dengan perjuangan yang sangat berat. Hasil yang dicapai adalah berkat usaha para atlet dan pelatih. Bukan karena Gianto. Sekali lagi, bukan karena saya,’ tukasnya.
Begitu selesai menyaksikan kedua cabang olahraga pegangannya bertanding, Gianto langsung kembali ke Bandung.
Tugas sudah menanti. Berkoordinasi soal kepulangan dan isolasi para kontigen Jabar dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Mantap. Totalitas tanpa batas dalam bekerja. Tugas apalagi pak Sekum..?? Joelkarnain