BANDUNG, PastiNews – Dari 1.594 RW di Kota Bandung, kawasan bebas sampah di Kota Bandung, persentasenya baru 10 persen. Karena itu, Pemkot Bandung berharap RW yang menerapkan Kang Pisman bertambah, sehingga semakin banyak lagi sampah sampah yang diselesaikan di level RW.
“Sampahnya kita masih dengan pola konvensional yaitu dengan pola angkut, kumpul, simpan – angkut. Hari ini kita ingin mencoba, bagaimana membangun peradaban baru mengubah mindset kita dengan hal-hal yang sifatnya logis,” kata Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna, saat sosialisasi Pengelolaan Sampah dan Kang Pisman, di Kantor PDAM Titawening, Minggu 4 Juni 2023.
Ema meyakini, pengelolaan sampah dengan pola kurangi, pisahkan, dan manfaatkan (Kang Pisman) bisa dilakukan dengan masif. Salah satu cara yang dinilainya lebih tepat yaitu dengan menyebarkan kisah sukses sebuah wilayah.
Ia mencontohkan, di RW 12 kelurahan Maleer kecamatan Batununggal, ada penggagas juga motivator bernama Yanto. Di wilayah itu, warga berkomitmen dan menyelesaikan sampah selesai di TPS.
“Warga masyarakat di sana sudah mengetahui kapan sampah ditahan di rumah, dipilah, dan diangkut oleh pengelola sampah di lingkungan RW. Kemudian diolah di TPS,” ungkapnya.
Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung Dudi Prayudi mengungkapkan, program Kang Pisman telah berjalan sejak tahun 2018.
“Untuk beberapa RW itu sudah menjalankan yang disebut dengan kawasan bebas sampah atau KBS. Saat terjadi penumpukan penumpukan sampah di TPS, RW yang melaksanakan KBS tidak terdampak, karena sampahnya sudah selesai di sumbernya,” paparnya.
Oleh karenanya, Dudi mengajak RW menerapkan kawasan bebas sampah atau program Kang Pisman.
“Persentase untuk kawasan bebas sampah ini baru sekitar 10 persen saja,” pungkasnya. ***