BANDUNG, PastiNews – Berbagai upaya menarik perhatian masyarakat dilakukan oleh para peserta pemilu. Tak hanya itu, bagi bagi amplop atau yang dikenal dengan serangan fajar, menjadi pemandangan lumrah.
Seperti yang diungkapkan Nevi, warga dari Kecamatan Andir, mengaku sering menemui kasus seperti itu.
“Insya Allah kalau ada penyuluhan seperti ini, orang yang tadinya tidak tahu jadi terbuka. Ternyata ‘serangan fajar’ seperti itu. Apalagi tadi sudah diterangkan begitu detail oleh KPK,” beber Nevi yang datang bersama 12 temannya saat Roadshow Bus KPK, Minggu 2 Juli 2023 di depan Gedung Sate.
Dia melanjutkan, meski begitu, di lingkungan sekitar rumahnya tidak pernah ditemui kasus serangan fajar.
“Di Andir itu tidak ada yang bagi-bagi amplop. Harapannya, semoga Kota Bandung semakin maju dan mengadakan kegiatan seperti ini. Selain bisa berkumpul sosialisasi, kita juga bisa olahraga bersama,” tuturnya.
Sementara Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna menjelaskan, Roadshow Bus KPK merupakan upaya KPK menjelajah negeri membangun gerakan anti korupsi.
“Kota Bandung diberikan kesempatan luar biasa untuk mendapatkan informasi segar mengenai anti korupsi. Upaya ini harus kita sambut baik dan dukung semaksimal mungkin terhadap apa yang menjadi tujuan KPK,” ucap Ema.
Tak hanya pada tataran pemerintahan, nilai-nilai anti korupsi juga harus diedukasi sejak dini mulai dari PAUD, SD sampai SMP. Edukasi ini pun terus berproses dilakukan Pemkot Bandung.
Sementara Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat, KPK RI, Wawan Wardiana menjelaskan, jelang pemilu 2024, akan semakin banyak serangan fajar.
“Maka dari itu, kita gemakan motto: Hajar Serangan Fajar. Ini merupakan salah satu dari enam tugas KPK, yakni tindakan pencegahan agar tidak terjadi tindak pidana korupsi. Hari ini upayanya tindakan lewat sosialisasi dan kampanye,” tegasnya.
Dia mewanti wanti masyarakat Kota Bandung untuk tidak menerima uang atau barang apapun dari kampanye gelap menjelang pemilu 2024.