BANDUNG, PastiNews – Meski dianggap kuno bahkan tradisional, koperasi di kota Bandung mencapai sekitar 718 koperasi aktif. Namun yang terdaftar 2.442 koperasi.
Selain itu, pendapatan daerah dari koperasi masih dinilai masih kecil, namun perannya pascapandemi, sangat membantu para anggota.
“Pascapandemi hampir dari setengahnya sudah naik lagi omzetnya. Walaupun pengaruhnya masih kecil terhadap pendapatan daerah. Bahkan, aset koperasi se-Kota Bandung itu mencapai Rp2 triliun,” jelas Pengawas Koperasi Ahli Muda Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop UKM) Kota Bandung, Erna Abdillah.
Koperasi juga menjadi salah satu solusi menstabilkan perekonomian.
“Salah satu contoh koperasi berhasil di Kota Bandung yang anggotanya mencapai 18.000 orang berasal dari masyarakat yakni Koperasi Rukun Ikhtiar,” ungkap Erna.
Dia mencntohkan Koperasi Rukun Ikhtiar di Jalan Otista yag berdiri sejak tahun 1930.
“Prinsip koperasinya masih dijaga, anggotanya juga benar-benar punya rasa memiliki. Sehingga mereka bayar tepat waktu. Perekonomian anggotanya juga bisa dibilang stabil dan makmur,” ujarnya.
Erna melanjutkan, koperasi dengan jumlah aset terbanyak adalah Koperasi Karyawan PT. Biofarma yang mencapai Rp250 miliar.
“Padahal modalnya hanya dari anggota aktif saja, tidak ada pinjaman dari manapun,” akunya.
Koperasi pertama kali didirikan di Rochdale. Hal ini karena bentuk kekecewaan masyarakat terhadap sistem ekonomi pasar yang mementingkan keuntungan pribadi serta keberpihakan pada pemodal.
“Koperasi di luar negeri itu berkembang sekali dan keren-keren. Misalnya di Barcelona, club Barca itu dikelola oleh koperasi. Anggotanya ya para fans dari Barca itu sendiri,” paparnya.
Ia berharap, pada 12 Juli mendatang, tepat Hari Koperasi Nasional, koperasi di Kota Bandung bisa sesukses luar negeri.
Namun, ia menekankan agar masyarakat tidak langsung terlena untuk bergabung dengan koperasi. Untuk menjadi anggota koperasi itu tidak boleh terpaksa. Harus secara sukarela dan terbuka.
Ia mengimbau, sebelum menjadi anggota koperasi, cek dulu nomor badan hukumnya, alamat kantornya, pengurusnya, dan apa usahanya.
“Karena banyak oknum yang memanfaatkan koperasi untuk dibuat menjadi usaha pribadi demi keuntungan sendiri,” terangnya.
Calon anggota bisa mengecek langsung nomor induk koperasi di nik.depkop.go.id untuk validasi sebelum bergabung. Sehingga, ketika ada yang menawarkan produk bagi hasil keuntungan di atas 1-2 persen per bulan, harus dicurigai dan hati-hati.
“Kita harus sangat-sangat selektif. Bunga deposito saja cuma 3 persen. Kalau di atas 2 apalagi 3 persen per bulan, tinggalkan saja, Itu terindikasi sebagai penipuan,” imbaunya.
Pihaknya terus melakukan sosialisasi hingga tingkat kelurahan dan sekolah-sekolah. Sebab mengenalkan koperasi harus sejak dini, misalnya melalui permainan, seperti Go Coop untuk mengenalkan koperasi di kalangan siswa SD.
“Memang belum optimal, tapi kita terus berupaya untuk menggencarkan sosialisasi ini ke masyarakat,” pungkasnya. ***