BANDUNG, PastiNews – Pasca ditetapkannya Bandung darurat sampah, warga kota Bandung terus berinovasi menangani sampah.
Seperti di RW 10 Kelurahan Kujangsari, Bandung Kidul, Kota Bandung, punya gerakan keren bernama Bumi Satimi atau Budaya Milah Sampah ti Bumi.
Para warga dan juga emak-emak yang tergabung di PKK, melaksanakan kegiatan Bumi Santimi.
Sampah organik dan anorganik di kawasan ini dapat diselesaikan di rumah warga masing-masing. Adapun sampah residu memang masih diproduksi. Kendati begitu, sebagian besar sampah di kawasan ini dapat diselesaikan secara mandiri.
Kolaborasi ibu-ibu PKK ini tak lepas dari peran Lurah Kujangsari, Yunika Wihastini.
“Kolaborasi ibu-ibu PKK sangat luar biasa, sehingga kami sudah tidak kaget lagi ketika wilayah Bandung Raya saat ini mengalami permasalahan sampah,” ujar Yunika.
Yunika mengajak seluruh masyarakat kota Bandung untuk menerapkan program Kang Pisman.
Sementara itu, Ketua RW 10 Kelurahan Kujangsari, Amanah Salsabalah bersyukur karena 70 persen warga sudah mau memilah sampah.
Seperti kebanyakan wilayah, sampah di sini dibagi menjadi tiga bagian: sampah organik, anorganik, dan residu. Sampah organik dimanfaatkan menjadi beberapa produk seperti untuk ternak makanan lalu dijadikan komposter dan lain-lain.
“Kendati wilayah Bandung Raya saat ini sedang mengalami permasalahan sampah tetapi alhamdulillah di wilayah kami belum dikatakan mengeluh atau belum ada keluhan. Kami masih bisa menangani sampah organik ini, insyaallah,” ujarnya
Ia menyebut ada enam petugas sampah di wilayah ini. Empat di antaranya laki-laki dan dibantu dengan dua orang perempuan.
Ia juga mengapresiasi program Kang Pisman dan Buruan SAE yang dimiliki oleh Kota Bandung.
Menurutnya, dua program ini dapat menjadi solusi jitu penanganan masalah sampah di kota Bandung apabila warga masyarakat kompak menerapkannya di rumah masing-masing.
“Selama bulan Agustus sampah organik sampai terkumpul 56 kg,” terangnya.
Yani Rindayani, seorang warga RW 10 Kelurahan Kujangsari mengaku program Kang Pisman yang sudah diterapkannya bersama-sama dengan warga lainnya sangat bermanfaat.
Selain untuk digunakan kembali menjadi produk yang bermanfaat, ia juga mengaku tidak ada penumpukan sampah di rumah kendati saat ini Kota Bandung sedang kami permasalahan sampah.