BANDUNG, PastiNews – Guna mempercepat penurunan stunting, BKKBN Jabar berencana menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Pasalnya, prevalensi stunting di Jawa Barat pada 2022 baru di angka 20,2 persen. Masih tersisa 6,2 persen dari target 4 persen, sebagaimana diamanatkan pemerintah pusat di akhir tahun 2024.
Pada tahun ini, terdapat 2.319.164 KRS di Jawa Barat, terdiri dari PUS, Bumil, Baduta, Balita. Jika melihat data tiga bulan terakhir, Januari-April, telah dilakukan pendampingan terhadap 529.162 sasaran. Tentu hal ini masih jauh dari target.
Kepala Pusat Riset Kependudukan BRIN Nawawi meyakini, inisiatif Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat yang berencana menggandeng kependudukanbrin melakukan riset untuk mengidentifikasi serta menganalisis efektivitas peran dan segala hal yang berkaitan dengan TPK, akan jadi bahan temuan yang sangat kaya.
“Sebenarnya inisiatif Jawa Barat ini akan sangat berkontribusi besar bagi percepatan penurunan stunting nasional,” beber Nawawi saat menerima kunjungan audiensi Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Fazar Supriadi Sentosa, di kantornya Jl. Gatot Subroto No. 10, Jakarta Selatan, Kamis (19/04/2024).
Pihaknya akan segera menindaklanjuti dengan membentuk tim kajian stunting.
“Ini strategis, karena akan menjadi piloting kolaborasi antara BRIN dan BKKBN yang dikerjakan bersama. Nantinya di dalam tim yang akan dibentuk, tidak hanya peneliti dari kami saja, tapi juga dari BKKBN Jawa Barat ikut bergabung,” tambahnya.
Adapun skema riset yaitu melalui Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM), hasil kerjasama BRIN dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
RIIM ini merupakan skema perpaduan antara penelitian dan implementasi program yang dijalankan dalam jangka panjang, tiga tahun.
Dengan dukungan pendanaan sekitar 500 juta s.d. 1 Milyar setiap tahunnya, ditargetkan pada pertengahan tahun ini proposalnya sudah diajukan.
Sementara Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Fazar Supriadi Sentosa yakin kolaborasi ini merupakan wujud nyata untuk percepatan penurunan stunting di Jawa Barat.
“Selain isu-isu yang tadi kita bahas bersama, kami juga sangat terbuka terhadap pengembangan dan pembaharuan ide yang dapat dilakukan dan melibatkan BRIN di Jawa Barat,” pungkasnya. ***