BANDUNG, PastiNews – Selain perang Timur Tengah antara Israel dan Iran, dua faktor ini juga mempengaruhi penjualan ritel mobil. Namun sebaliknya, penjualan sepeda motor relatif stabil yakni 1,5 juta.
Sepanjang kuartal pertama 2024, industri otomotif dihadapkan pada berbagai tantangan, ditandai dengan penjualan ritel mobil baru menurun sebesar 15 persen (y/y) menjadi 231 ribu unit. Sementara penjualan sepeda motor baru relatif stabil menjadi 1,5 juta unit.
Hal ini dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang relatif menurun serta suku bunga yang masih tinggi.
“Di tengah tantangan yang terjadi di industri otomotif, Adira Finance membukukan kenaikan kenaikan pangsa pasar sepeda motor baru dan mobil baru masing- masing sebesar 8,8 persen dan 5,9 persen dibanding 1Q23 sebesar 8,0 persen dan 5,0 persen. Sementara pembiayaan baru meningkat sebesar 3 persen menjadi Rp10,9 triliun dan piutang pembiayaan yang dikelola Perusahaan (termasuk pembiayaan bersama) tumbuh sebesar 20 persen menjadi Rp58,1 triliun,” papar Presiden Direktur Dewa Made Susila, dalam siaran persnya Selasa (30/04/2024).
Karena itu, Adira Finance terus berinovasi ekspansi ke segmen non-otomotif mencakup pembiayaan multiguna, durable, dan alat berat.
Hingga Maret 2024, Perusahaan berhasil meningkatkan penyaluran pembiayaan non-otomotif sebesar 18 persen
menjadi Rp2,3 triliun, dimana mayoritas pembiayaan non-otomotif adalah multiguna.
Perusahaan juga mencatatkan pembiayaan baru di segmen syariah mengalami kenaikan sebesar 10 persen y/y menjadi sebesar Rp2,4 triliun atau mewakili 22 persen dari total pembiayaan baru.
Pertumbuhan ini didukung oleh pemasaran agresif, ekspansi dari kanal- kanal penjualan di komunitas syariah, serta memaksimalkan penjualan produk syariah khususnya non-otomotif seperti produk AMANAH (Adira Multi
Dana Syariah).
Secara regional, pembiayaan baru Adira Finance wilayah Jawa Barat hingga Maret 2024 tercatat mencapai Rp1,0 triliun, naik 13 persen y/y dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Segmen sepeda motor berkontribusi sebesar 39 persen dari total pembiayaan baru di Jawa Barat, diikuti oleh segmen mobil sebesar 35 persen, dan segmen non-otomotif sebesar 26 persen.
“Secara keseluruhan, area Jawa Barat berkontribusi sekitar 9% dari total pembiayaan baru Adira Finance.” tandas Nanang Kurniawan, Kanwil Jawa Barat.
Sementara pembiayaan kendaraan listri (EV) di kuartal I-2024, terus menunjukan tren kenaikan signifikan hingga mencapai Rp80,9 miliar.
Perusahaan juga mencatatkan pembiayaan baru di segmen syariah mengalami kenaikan sebesar 10 persen y/y menjadi sebesar Rp2,4 triliun atau mewakili 22 persen dari total pembiayaan baru.