Rizki mengaku telah berupaya menghubungi pengembang aplikasi tersebut untuk memperbaiki konsep permainan.
“Kami sudah menyampaikan kepada pihak aplikasi agar konsep ini tidak dilakukan di taman kota. Bagaimana pun, kegiatan seperti ini membuat orang mengorek-ngorek tanaman, yang akhirnya merusak taman,” jelasnya.
Menurutnya, kerugian utama berupa kerusakan pada tanaman dan fasilitas taman. Tim penjaga taman, termasuk petugas Park Ranger, terus berupaya memperbaiki kerusakan yang terjadi.
Namun, langkah preventif lebih diutamakan dengan memberikan imbauan kepada masyarakat.
“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk lebih menjaga taman-taman kota. Permainan semacam ini mungkin menghibur, tetapi dampaknya sangat merugikan. Kami juga berharap pengembang aplikasi segera merevisi konsep permainannya,” katanya.***