Menurut Koswara, tantangan besar dalam menjaga kawasan ini adalah mencegah alih fungsi lahan yang dimiliki masyarakat dan swasta.
“Harus ada kolaborasi dan kesadaran kolektif antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta. Ke depan, kita perlu menjadikan program seperti ini sebagai agenda rutin,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi menjelaskan, program ini tidak hanya fokus pada penghijauan, tetapi juga tata kelola air melalui pembangunan kolam retensi alami.
“Kolam retensi Ciporeat akan memiliki luas 3.111 meter persegi dengan kapasitas 4.000 meter kubik air. Ini bertujuan untuk meningkatkan daya resap air dan mengurangi risiko banjir di wilayah Bandung Raya,” jelasnya.