BANDUNG, PastiNews – Kota Bandung kembali menegaskan posisinya sebagai episentrum kreativitas dan solidaritas global melalui peluncuran resmi logo Asia Afrika Youth Forum (AAYF) 2025.
Acara ini digelar di Gaya Brasserie, Jalan LL. RE. Martadinata dan dihadiri langsung oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, bersama para kreator logo serta perwakilan komunitas kreatif dan kebudayaan.
Logo AAYF 2025 menjadi simbol resmi dari berbagai kegiatan berskala nasional dan internasional yang akan digelar di Kota Bandung sepanjang tahun ini.
Hal yang membanggakan, logo tersebut merupakan hasil karya tujuh pemuda kreatif Bandung yaitu, Priyanka Puteri Ariffia, Mohamad Alrizal Irham Safrilyan Gunawijaya, Abdullah Caesar, Irpan Alfian, Fikie Muhamat Fadilah, Isfy Nur Robbie, dan Reva Narendra Cahya Sapiie.
Atas hal itu, Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menyampaikan apresiasi mendalam atas inisiatif dan karya luar biasa dari para pemuda Kota Bandung tersebut.
“Saya bangga. Ini bukan karya pemerintah, tapi karya anak-anak muda Kota Bandung. Mereka bukan hanya menciptakan, tapi juga memiliki hak kekayaan intelektualnya. Dan kami dengan bangga menggunakan logo ini dalam setiap event besar di Bandung tahun 2025,” ujar Farhan, Jumat, 18 April 2025.
Logo AAYF mengusung filosofi kuat. Aiming Point sebagai arah tujuan yang jelas. Diversity menggambarkan keberagaman budaya, serta bentuk Skew yang melambangkan gerakan progresif menuju masa depan.
Desain ini juga terinspirasi dari angka 70, menandai semangat 70 tahun Konferensi Asia-Afrika yang berakar di Kota Bandung.
Abdullah Caesar, perwakilan tim kreator, menjelaskan, logo ini bukan sekadar identitas visual, melainkan simbol dari semangat koneksi, kolaborasi, dan solidaritas antar pemuda lintas negara.
“Kami ingin menghidupkan kembali warisan Konferensi Asia-Afrika dalam format yang lebih segar dan relevan bagi generasi sekarang,” tuturnya.
Sepanjang tahun 2025, logo AAYF akan digunakan dalam berbagai agenda besar, seperti konser Hari Kemerdekaan di Balai Kota pada 17 Agustus, kunjungan delegasi dari 23 negara Asia-Afrika pada Mei, serta Festival Film Bandung ke-38 pada November mendatang.
“Semangat ini juga kami dedikasikan untuk Palestina, agar suara solidaritas dari Bandung kembali menggema ke dunia,” kata Farhan.***