Hal ini dilakukan untuk mengkaji langsung dampak sosial dan ekonomi yang mungkin timbul, serta mengamati potensi kemacetan akibat keberadaan halte.
“Kami sedang melakukan survei untuk mengetahui seperti apa dampaknya bagi masyarakat. Dengan bersepeda, kami berhenti di beberapa titik halte dan melihat langsung bagaimana arus lalu lintas akan terpengaruh,” jelasnya.
Untuk diketahui, di Kota Bandung, akan dibangun total 34 halte BRT. Dari hasil peninjauan, Farhan menyebut, beberapa titik yang dinilai cukup mengkhawatirkan berada di sepanjang kawasan Kosambi hingga Cicadas, karena potensi kepadatan lalu lintas yang lebih tinggi di daerah tersebut.
Pembangunan BRT ini diharapkan bisa menjadi solusi transportasi massal yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan nyaman bagi warga Kota Bandung, dengan tetap memperhatikan aspek sosial di sepanjang jalur yang akan dilintasi.***