Ia menjelaskan, Sociotechnology merupakan pendekatan integratif dalam transformasi politik yang tidak hanya menggunakan teknologi seperti AI, ICT, dan platform digital, tetapi juga mempertimbangkan aspek sosial, budaya, kelembagaan, dan perilaku pengguna.
“Pendekatan ini diyakini mampu menciptakan sistem politik yang Transparan, Efisien, Partisipatif. Sehingga masyarakat lebih terlibat menyampaikan aspirasi dan pengambilan keputusan,” ungkapnya.
“Melalui media sosial, e-government, dan aplikasi interaktif, masyarakat bisa berdialog langsung dengan kandidat, menyampaikan ide, dan bahkan ikut mengawasi proses politik. Ini bentuk nyata demokrasi digital,” jelas Erwin.
Meski teknologi menawarkan berbagai kemudahan, Erwin mengingatkan, demokrasi digital tetap menghadapi tantangan serius.