Ia menyebutkan, kolaborasi lintas budaya ini cerminan yang telah lama tumbuh di Bandung. Seperti terlihat di kawasan Cibadak dan Jalan Sudirman yang menjadi simbol perpaduan kuliner Sunda dan Tiongkok.
“Ini adalah wajah sejati Bandung: kota kreatif yang inklusif, terbuka, amanah, dan agamis. Kami bangun Bandung bukan hanya lewat infrastruktur, tapi lewat partisipasi masyarakat, kreativitas, dan ekonomi berbasis komunitas,” katanya.
Menurut Farhan, Pemkot Bandung terus mendorong kemajuan UMKM, khususnya di bidang kuliner halal dan kreatif melalui inkubator bisnis, pelatihan digital, fasilitasi perizinan serta sertifikasi halal. Termasuk juga melalui acara seperti Hijriah Food Festival.
“UMKM adalah nadi perekonomian daerah. Di Bandung, kuliner bukan cuma soal rasa, tapi juga cerita, nilai, dan warisan budaya. Kita wajib jaga dan dukung bersama,” tambahnya.