“Forum ini lahir dari kesadaran bersama para pemangku adat untuk mempertahankan kebudayaan bangsa. Kita tidak ingin generasi muda mengenal tokoh luar negeri, tapi buta terhadap warisan budayanya sendiri. Lagu ‘Manuk Dadali’ misalnya, kini banyak yang tak hafal, padahal itu simbol jati diri bangsa,” ujarnya.
Menurut AA. Mapparessa, FSKN rutin menggelar pertemuan nasional dua hingga empat tahun sekali. Saat ini, forum tersebut telah memiliki pembina struktural di tingkat nasional, yakni Kementerian Kebudayaan, yang ditunjuk langsung oleh Presiden Prabowo.
“Kami tidak bisa berjalan sendiri. Budaya harus dijaga secara kolektif, dan itu hanya bisa melalui kolaborasi dengan pemerintah, termasuk Pemkot Bandung yang sejak dulu sudah punya rekam jejak bersama FSKN, terutama saat pelaksanaan Festival Keraton dan Masyarakat Adat,” ujarnya.