Untuk menjangkau wilayah yang lebih luas dan kasus yang tidak terlaporkan, DP3A juga mengoperasikan mobil layanan keliling yang dilengkapi dengan tenaga psikolog dan konselor.
Tak hanya itu, Senandung Perdana juga melibatkan kolaborasi dengan satuan pendidikan dan lembaga keagamaan. Hal ini dilakukan karena banyak kasus kekerasan terhadap anak terjadi di sekolah dan bahkan tempat ibadah.
“Kami sudah mulai kerja sama dengan sekolah-sekolah, baik negeri maupun swasta, dan juga masjid serta majelis taklim. Perlindungan harus dimulai dari lingkungan yang paling dekat dengan anak,” ujar Uum.
Kepala DP3A juga menegaskan, keberlanjutan program ini bukan hanya urusan pemerintah, melainkan seluruh warga kota.