Salah satu contoh nyata, lanjutnya, adalah KBS Jasmine Integrated Farming di RW 19 Kelurahan Antapani Tengah.
Di sana, warga berhasil mengolah sampah secara mandiri sekaligus memperkuat ketahanan pangan lingkungan.
“Sampah teratasi, ketahanan pangan wilayah baik, dan warga juga mendapatkan keuntungan dari pengelolaan sampah,” tutur Erwin.
Kawasan ini menjadi contoh satu wilayah bisa mandiri mengelola sampah dari rumah tangga. Sampah yang dihasilkan langsung diselesaikan di hari yang sama, sehingga tidak membebani Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti atau TPAS Legoknangka.
“Target kami di tahun 2026 ada 700 KBS di level RW. Kalau sampah selesai di tingkat RW, kota Bandung bisa mandiri tanpa harus memiliki TPA sendiri,” ungkapnya.