Menurut Farhan, fungsi awal Bandara Husein bukan hanya untuk penerbangan komersial, tetapi juga untuk air power dan pengembangan industri.
“Setelah krisis moneter, fungsi industri agak diabaikan. Padahal ini aset strategis,” katanya.
“Sebelum pesawat mendarat, yang terlihat penumpang adalah atap PTDI. Kita harus pastikan itu menjadi pemandangan yang membanggakan, bukan kuburan,” imbuhnya.
Farhan juga mengaitkan rencana pengaktifan bandara dengan armada pesawat buatan PTDI seperti N219 untuk rute pendek Bandung–Tasikmalaya, Bandung–Pangandaran, atau Bandung–Cirebon.
“Pesawat kecil ini akan memberi efisiensi dan nilai sosial yang besar. Saya bermimpi perjalanan dinas jadi jauh lebih efektif,” ungkapnya.