“Kami punya program satu kilo telur per bulan dari ASN, dan swasta menambahkan dengan telur serta ayam per minggu. Ternyata, intervensi swasta lebih cepat menurunkan angka stunting,” ungkap Jenal.
Ia juga memaparkan rencana inovasi Kota Bogor, di antaranya mengajak anggota dewan menjadi “Bapak Asuh Stunting” di setiap kelurahan, serta memperluas peran hotel dan restoran dalam membantu keluarga rawan stunting. Menurutnya, penanganan harus terintegrasi dan satu komando agar lebih efektif.
Sementara itu, Kepala DPPKB Kota Bandung, Anhar Hadian turut menjelaskan berbagai langkah yang ditempuh di Kota Bandung. Salah satunya adalah rencana pemberian insentif kepada fasilitas umum yang menerapkan larangan merokok, upaya peningkatan jamban sehat, hingga penanganan penyakit penyerta yang menjadi faktor risiko stunting.