Ia menambahkan, seluruh SD dan SMP di Kota Bandung diwajibkan mengirimkan perwakilan untuk mengikuti festival ini.
“Mudah-mudahan Kota Bandung bisa menjadi juara umum, seperti saat lomba Pendidikan Agama Islam tingkat Jawa Barat kemarin,” harapnya.
Selain melalui festival, Dinas Pendidikan juga menjalankan berbagai program pelestarian budaya dan bahasa Sunda di sekolah, seperti “Kamis Nyunda” dan penggunaan baju pangsi setiap pekan.
“Kalau sudah pakai pangsi, otomatis bahasanya juga harus bahasa Sunda. Jadi bukan hanya soal pakaian, tapi juga soal kebiasaan dan cara berbahasa. Itulah bentuk kecil dari upaya kita menjaga bahasa ibu tetap hidup,” jelas Asep.
Festival Tunas Bahasa Ibu 2025 diikuti oleh perwakilan dari 27 kabupaten dan kota se-Jawa Barat, dengan peserta tingkat SD dan SMP.