BANDUNG, PastiNews – Industri pengemasan terus mengalami perkembangan. Tak heran, saat pandemi, industri tersebut tidak mengalami penurunan signifikan.
Assosiasi Federasi Pengemasan Indonesia (IPF) pada 2022 mencatat, pertumbuhan kemasan karton mendominasi sebesar 28 persen dengan total nilai Rp 102 triliun sampai Rp 105 triliun.
Untuk industri kemasan plastik kontribusi mencapai 18%. hal ini disebabkan karena trend online delivery masih tinggi hal ini yang terus mendorong permintaan lokal akan kemasan platik yang terus meningkat.
Pertumbuhan Industri kemasan secara keseluruhan di tahun ini diperkirakan sekitar 4-5%
Sementara, Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) mengungkapkan, Pulp dan kertas menduduki peringkat kesatu di Asia dengan nilai ekpor berbahan baku kertas pada 2021 seberasar Rp 17,42 Triliun dengan volume 1,9 juta ton.
‘APKI mentargetkan ekspor hingga akhir tahun 2022 meningkat 5 hingga 6 persen atau 8,2 juta dollar. Hal ini tidak terlepas dari nilai ekspor selama Januari 2022 mencapai 4,6 juta dollar, dan ini meningkat pada tahun sebelumnya,’ jelas Komite Humas dan Hubungan Internasional, Emmy Kuswandari disela Press Conference Pameran Teknologi Pengolahan dan Pengemasan Percetakan dan Kertas Terbesar di Indonesia yang digelar Krista Exhibition pada 12-15 Oktober mendatang melalui daring, Kamis 6 Oktober 2022.
Senada, Ariana Susanti, Director of Business Development Indonesian Packaging Federetion menjelaskan, pihaknya sangat membutuhkan informasi teknologi yang up to date.
‘Pameran ini tepat sekali, dimana selama dua tahun lalu kita terkekang akibat pandemi, dan kami harap pengunjungnya juga banyak,’ ucapnya.
Dikatakan, untuk sektor makan minum cukup besar yakni Rp 107 triliun, dimana sejalan dengan gaya hidup yang meyakinkan, terutama tentang kesehatan, gaya hidup termasuk marketplace.
‘Sedangkan industri kemasan, tumbuh 4-5 persen atau diatas Rp 100 triliun. Namun pada tahun 2020 sempat stagnan, karena pandemi,’ ujarnya.
Menurutnya, peningkatan pasar digital, membuat produk semakin tinggi. Namun kendalanya adalah ketersedian bahan baku, terutama plastik.
‘Karena itu, perlu inovasi baik dari sisi varian maupun kemasan, karena masyarakat didominasi oleh milenial, yakni 60 persen, jadi mereka membutuhkan varian-varian baru,’ katanya.
Sementara Chief Executive Officer Kristamedia Pratama, Daud D Salim mengatakan, melalui pameran Allpack Indonesia, All Print Indonesia dan World of Paper Tissue 2022 ini, diharapkan para pelaku usaha dibidang terkait dapat melihat secara dekat.
‘Ketiga pameran ini digelar bersamaan pada 12-15 Oktober 2022 di Jakarta International Expo, Kemayoran, dengan target 20 ribu pengunjung’ pungkasnya singkat.
Pameran akan diikuti lebih dari 765 perusahaan dari berbagai negara seperti Austria, China, Perancis, Jerman, Hong Kong, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea, Malaysia, Singapura, Spanyol, Swiss, Taiwan, Thailand, USA, Portugal dan Vietnam. ***