BANDUNG, PastiNews – Meski angka perkawinan anak di Kota Bandung menurun, dimana pada 2022 terdapat 143 perkawinan di 2022 lalu, dan pada 2023, hingga 18 Juli tercatat hanya 76 permohonan perkawinan anak.
Namun lain hal nya dengan empat kecamatan di Kota Bandung ini, justru mengalami peningkatan.
Diantaranya Babakan Ciparay, Bojongloa Kaler, Cibeunying Kidul, dan Coblong. Di Babakan Ciparay ada 12 dispensasi perkawinan anak.
Faktornya karena fungsi keluarga yang tidak optimal memberikan pengasuhan kepada anak-anak tersebut. Kemudian, faktor lainnya adalah pendidikan.
“Di Babakan Ciparay itu banyak anak yang setelah SMP langsung dinikahkan. Mereka tidak disekolahkan ke jenjang lebih tinggi karena para orang tua menganggap sekolah itu hanya formalitas. Untuk kasus seperti ini, peran sekolah melalui guru Bimbingan Konselin (BK) yang punya tugas besar mengedukasi anak-anak,” papar Kepala Bidang Peningkatan Kualitas Keluarga Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung, Felly Lastiawati Sabtu 22 Juli 2023.
Berdasarkan data Komnas Perempuan, dispensasi perkawinan anak pada tahun 2021 di Indonesia mencapai 59.709. BKKBN merilis, salah satu faktor minimnya pendidikan seks di kalangan remaja.
Oleh karena itu, DP3A, aparat kewilayahan, Kemenag, dan stakeholder lainnya secara pentahelix bekerja sama untuk terus menerus mengedukasi masyarakat terkait hal ini.
Menanggapi hal tersebut, Koordinator Pandawa Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, Pathah Pajar Mubarok menjelaskan, pendidikan seks sebenarnya harus diberikan sejak anak berusia dini atau tingkat PAUD.
“Untuk di SD dan PAUD, sex education itu memang masuk ke dalam muatan pembelajaran, jadi tidak secara vulgar. Sebagai contoh, di PAUD itu kita kenalkan tentang konsep keamanan diri melalui nyanyian: ‘Sentuhan boleh, sentuhan tidak boleh’ itu merupakan sex education. Apa yang boleh dipegang dan yang tidak boleh dipegang,” ucap Pathah.
Sedangkan di tingkat SD lebih ditekankan perannya oleh wali kelas. Di tingkat SMP, Disdik Kota Bandung bekerja sama dengan Kedokteran Unpad menjalankan program
“HEBAT” (hidup sehat bersama sahabat). Salah satu SMP yang intens melaksanakan program tersebut yaitu SMPN 51,” pungkas Pathah.
Sementara Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bandung menyebutkan, angka perkawinan anak sangat kecil dibandingkan daerah lain di Jawa Barat. ***