TASIKMALAYA, PastiNews – Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Nurhayati Effendi menilai stunting merupakan ancaman bagi Indonesia. Alasannya, anak stunting tidak hanya terganggu pertumbuhan fisik, melainkan berpotensi mengalami gangguan pertumbuhan otak.
“Stunting sangat memengaruhi masa depan anak. Guna mewujudkan Indonesia bebas stunting, semua harus berperan,” beber Nurhayati saat menjadi narasumber Promosi dan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Program Percepatan Penurunan Stunting di Desa Gunung Sari, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, pada Jumat 11 Agustus 2023.
Karena itu, penanganan stunting harus dilakukan secara terintegrasi dengan melibatkan lintas sektor terkait.
Senada, Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga Balita dan Anak Perwakilan BKKBN Jawa Barat Elma Triyulianti mengungkapkan, stunting memiliki dampak jangka pendek berupa terganggunya perkembangan otak, kecerdasan berkurang, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.
“Jangka panjang, stunting menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar. Kemudian, menurunnya kekebalan tubuh, sehingga mudah terpapar penyakit. Meningkatnya risiko memiliki penyakit diabetes, obesitas, penyakit jantung, pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua,” ucapnya.
Guna mencegah stunting, dengan mengoptimalkan periode emas 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Pada periode ini, anak mengalami pertumbuhan otak dengan sangat pesat.
“Pemenuhan gizi yang baik selama 1000 hari pertama kehidupan akan membuat kemampuan anak untuk bertumbuh-kembang menjadi lebih baik. Pada tahap kehamilan, bayi sepenuhnya tergantung pada ibu untuk suplai nutrisi yang dibutuhkan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan organ secara baik,” pungkasnya. ***