PENDIDIKAN di Indonesia memiliki tujuan nasional yang mencakup pembentukan karakter yang beriman, berbudi pekerti luhur, dan memiliki berbagai keterampilan.
Bimbingan dan konseling (BK) berperan dalam mencapai tujuan ini dengan membantu peserta didik mengembangkan potensi mereka. Sekolah dasar (SD) adalah tahap awal pendidikan formal yang memainkan peran kunci dalam pembentukan dasar-dasar pengetahuan dan karakter peserta didik.
Dalam konteks ini, pentingnya bimbingan dan konseling di SD tidak bisa diabaikan.
Pada umumnya, peserta didik di pendidikan sekolah dasar, mulai dari mengembangkan konsep diri, harga diri, dan kepercayaan diri yang menjadi bekal bagi mereka untuk lebih mengembangkan potensi yang dimiliki.
Peserta didik yang mengembangkan konsep diri dan emosi yang positif, biasanya akan cenderung bertindak positif, begitu pula sebaliknya.
Oleh karenanya, masa sekolah dasar menjadi penting sebagai penunjang pada masa perkembangan selanjutnya. Pendidikan di sekolah dasar merupakan momen penting untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan dan mengembangkan kompetensi serta bakat minat peserta didik.
Pada masa ini, mereka berkembang dengan sangat aktif dan memiliki kebutuhan, karakteristik serta tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Terciptanya lingkungan sekolah yang positif dan adanya guru yang memahami peserta didik dapat menjadi pendukung dalam pendidikan di sekolah dasar.
Hal ini mengisyaratkan bahwa para pendidik menyadari betapa layanan bimbingan dan konseling di SD sangat diperlukan.
Sejalan dengan pentingnya tugas perkembangan yang perlu dipenuhi, layanan bimbingan dan konseling juga perlu mengetahui karakter layanan pada anak konseli di jenjang sekolah dasar ini.
Beberapa faktor yang membedakan bimbingan di sekolah dasar dengan sekolah menengah menurut Dynkmeye dan Caldwell (1970:4-5):