GARUT, PastiNews – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut mengalami defisit anggaran mencapai ratusan milyar rupiah. Akibatnya, dipastikan pembangunan pada 2024 mendatang akan berjalan mandeg.
Hal itu terungkap dalam Rancangan APBD Tahun Anggaran 2024, dimana defisit Rp. 800 milyar ditenggarai akibat banyaknya kebutuhan belanja daerah.
Penyebab lain postur anggaran yang jomplang karena kurang cermatnya memproyeksi sisa lebih penghitungan anggaran (SILPA) 2023 dalam neraca keuangan yang tidak stabil.
Sekretaris Daerah Kabupaten Garut, Nurdin Yana mengatakan, pemerintah daerah tengah melakukan evaluasi perencanaan secara matang dan secermat mungkin begitu juga neraca keuangan penerimaan daerah bersumber dari SILPA APBD 2023, transfer daerah serta dari pendapatan lain-lain baik dari pusat, propinsi maupun daerah.
Diakui, persoalan sebenarnya bukan defisit anggaran pada tahun 2024 yang harus dianggarkan pada tahun ini, melainkan membengkaknya (overload) kebutuhan belanja. Misalnya, kebutuhan belanja pegawai P3K yang mencapai Rp.518 milyar.
“Persoalan yang kini dihadapi, disatu sisi kondisi usulan yang overload dan ini mempengaruhi kebutuhan anggaran belanja yang membengkak. Sementara disektor pendapatan daerah kita terbatas bahkan mengalami penurunan, satu sisi lain kebutuhan krusial wajib diperhatikan yakni soal belanja P3K yang mencapai sekitar 10 ribu orang,” paparnya Senin 30 Oktober 2023.
Disamping itu, Pemkab Garut juga harus menyiapkan kebutuhan Pilkada November mendatang, lebih Rp. 100 milyar.
“Belum usai persoalan belanja P3K, ditambah saat ini soal Pilkada karena itu juga pentjng, jika tidak dianggarkan, sangat berbahaya bagi daerah,” pungkasnya. Jang