BANDUNG, PastiNews – Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Netty Prasetiyani Heryawan mengungkapkan, stunting bukan sekadar gagal tumbuh, bukan sekadar pendek dan kerdil.
Paling bahaya dan paling ditakutkan sebagai akibat kekurangan gizi kronis pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yang dampaknya anak-anak stunting kemampuan otaknya sebatas pada anak usia kelas satu SD.
“Karena itu, kita berharap anak-anak Indonesia tumbuh menjadi anak-anak yang sehat dan cerdas. Anak-anak yang memiliki cita-cita yang tinggi untuk mengelola Bumi Pertiwi, Bumi Nusantara ini. Ini tidak akan terjadi jika anak-anak kita stunting. Karena itu, kita harus bersama-sama mencegah stunting,” papar Netty saat Sosialisasi Kampanye Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja di Villa Anissa, Ciparay, Kabupaten Bandung, Selasa, (06/02/2024).
Karena itu, dia mengajak masyarakat bersama-sama mencegah stunting mulai dari hulu, yakni, sejak sebelum pernikahan dan masa kehamilan.
“Hari ini kita membahas stunting yang merupakan isu nasional. Mengapa bersama dengan BKKBN, bukan dengan Kementerian Kesehatan? Karena BKKBN mendapat amanah dari pemerintah untuk menjadi leading sector, garda terdepan, dalam upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia,” tambah Netty.
Senada, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Fazar Supriadi Sentosa mengungkapkan saat ini penduduk Jawa Barat mendekati angka 50 juta.
“Berdasarkan Sensus Penduduk 2020, jumlah penduduk Jawa Barat mencapai 48,7 juta. Tahun ini mungkin sudah 50 juta. Sekitar 20 persen dari penduduk nasional. Dengan demikian, pembangunan nasional sangat ditentukan oleh Jabar. Jabar berhasil, maka nasional berhasil. Demikian pula dalam upaya penurunan stunting. Keberhasilan percepatan penurunan stunting di Indonesia sangat ditentukan oleh keberhasilan Jawa Barat,” pungkasnya. ***