BANDUNG, PastiNews – Meski ditengah hutan kota, ternyata di Babakan Siliwangi terdapat arena tradisi ketangkasan adu domba. Namun itu dulu, kini yang tersisa hanya pamidangan (arena).
Pamidangan adu domba berdiri di antara pepohonan yang masih rimbun. Bangunan itu tampak sederhana. Ada empat bangunan kayu mengitari lapangan persegi panjang sebagai arena domba-domba
Bangunan dengan tiang kayu tersebut dibuat khusus untuk penonton atau para pemilik domba. Atapnya terbuat dari asbes dan seng. Sedangkan tiangnya dari kayu dolken.
Sementara untuk penonton dibuat lebih lebar dari bangunan lainnya. Tempat duduk pengunjung menyerupai tangga atau tribun dengan posisi memanjang. Sementara lainnya lebih mirip podium dengan lantai datar.
Di luar arena, tampak patok-patok besi yang ditancapkan ke tanah. Patok tersebut dipakai untuk mengikat domba adu. Para domba adu yang sudah dihias biasanya duduk di sekitar patok menanti giliran masuk arena.
Ketika masih aktif, sering menggelar kesenian ketangkasan domba. Ini menjadi agenda rutin di lapangan Babakan Siliwangi setiap minggunya.
Pesertanya sendiri berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Sedangkan domba adu umumnya didatangkan dari Garut, daerah yang memang terkenal dengan domba aduan.
Kontes ini tetap menyedot perhatian kalangan peternak domba adu di kawasan Bandung hingga Garut yang kerap mengirimkan perwakilannya.
Sedikitnya 500 ekor domba adu setiap kehadirannya akan dikontes adukan dalam kelas-kelas yang telah dibuat. ***