BANDUNG, PastiNews – Tingginya jumlah penduduk di Jabar, menjadi peluang sekaligus tantangan. Salah satu tantangan dalam mencetak generasi yang unggul, masih terkendala dengan adanya stunting.
“Meningkatnya prevalensi stunting tahun 2023 yaitu 21,7, meningkat 1,5 persen dibanding 2022. Kemudian masih tingginya perkawinan anak (4.599 dispensasi), tingginya perceraian (86.950 kasus), dan masih tingginya kekerasan terhadap perempuan dan anak (2.819 kasus),” beber Kepala DP3AKB Jawa Barat Siska Gerfianti saat Peningkatan Kapasitas Teladan KB Angkatan IV selama dua hari, 12-13 Juni 2024, di Kota Bogor.
Dikatakan, penduduk Jawa Barat pada September 2021 sebanyak 48,78 juta jiwa. Berdasarkan proyeksi penduduk interim 2021-2023, tahun 2022 jumlah penduduk di Jabar mencapai 49,40 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 2021-2022 1,28 persen.
Menghadapi tantangan yang semakin komplek, terlebih digitalalisasi semakin masif, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) jabar berusaha meningkatkan kapasitas Tenaga Lapangan Keluarga Berencana (Teladan KB) dengan sejumlah keterampilan teknis.
“Walaupun tugas Teladan KB lebih pada konteks pengendalian kependudukan, namun pada hakikatnya memiliki tujuan meningkatkan kualitas keluarga. Ini dalam rangka mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin seluruh anggota keluarga di Jawa Barat,” ujarnya.
Sementara Ketua Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) Jawa Barat Najip Hendra SP mengungkapkan, pemanfaatan media digital sebagai tools komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) merupakan sebuah keniscayaan bagi Teladan KB.
Berdasarkan Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), tingkat penetrasi internet Indonesia mencapai 79,5 persen dari total penduduk pada awal 2024.
“Jumlah itu setara 221.563.479 jiwa dari total populasi Indonesia yang sebesar 278.696.200 jiwa pada 2023,” ungkap Najip.
Bahkan, kepemilikan ponsel sangat tinggi. Jumlah ponsel lebih banyak dari jumlah penduduk itu sendiri, dimana penduduk Indonesia 278,7 juta jiwa. Sedangkan populasi ponsel mencapai 353,3 juta atau 126,8 persen dari jumlah penduduk.
“Hasil Sensus Penduduk 2020 menunjukkan, milenial berusia 20-35 mencapai 24 persen, yaitu 63,4 juta dari penduduk kategori usia produktif (14-64 tahun) sebanyak 179,1 juta jiwa (67,6 persen). Jumlah yang cukup signifikan. Dari 48,27 juta jiwa penduduk Jawa Barat, dua per tiga masuk kategori usia milenial atau lahir setelah 1980,” pungkas Nadjib. ***