BANDUNG, PastiNews – Analis Senior Deputi Direktur Pengawasan Perilaku, Pelaku Usaha dan Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Iman Kadarusman Nuhraga mengungkapkan, kasus pinjaman online (pinjol) dipengaruhi gaya hidup yang hedon.
Menurutnya, saat ini pinjol sangat mudah diakses oleh masyarakat termasuk mahasiswa dan gen z. Namun, ketika hendak menggunakan pinjol karena kebutuhan, harus dibarengi dengan kemampuan untuk mengembalikan.
Namun yang terjadi selama ini malah banyak kalangan memanfaatkan pinjol bukan didasari atas kebutuhan. Selain itu, mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengembalikan pinjaman tersebut.
“Budaya generasi muda saat ini cenderung mengedepankan gaya hidup, dan terpengaruh oleh lingkungan. Kemudian mereka memanfaatkan pinjol untuk memenuhi gaya hidup tersebut. Jika tidak darurat, lebih baik jauhkan pikiran dari pinjol,” paparnya saat menjadi pembicara di Safari Jurnalistik dan Penguatan Literasi Keuangan yang digelar di Gedung Rektorat Lantai 8, Univesitas Pasundan Bandung, Kamis 28 November 2024.
Dia tidak menampik jika pinjol merupakan jalan pintas untuk mendapatkan uang. Namun jika tidak mendesak, sebaiknya hindari memanfaatkan pinjol.
“Kalau nggak penting banget, mending nggak usah. Kalau penting banget, usahakan yang kita punya kewajiban. Kita ngagunin apa, berarti kita bertanggung jawab untuk ngembalikan agunan,” tambahnya.
Sementara Satgas Anti Rentenir Saji Sonjaya menjelaskan, pihaknya menerima ribuan aduan tentang mahasiswa yang menggunakan pinjol, termasuk yang terjerat pinjol ilegal.
“Satu tahun pengaduan mencapai 2.000,” ujar Saji Sonjaya.
Dia mewanti-wanti agar segera melaporkan ke pihaknya jika terjerat pinjol dan tidak bisa membayar. Karena satgas anti rentenir Kota Bandung siap membantu korban pinjol.
“Tapi yang paling penting, kalau kita tidak betul butuh uang, jangan pernah coba coba pinjol, apalagi ilegal karena akan ketagihan,” ingatnya.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, Dr. H. Juanim,S.E.,M.Si mengapresiasi kegiatan penguatan literasi yang diperuntukan bagi kalangan generasi muda yakni kalangan pelajar dan mahasiswa.
“Saya berharap kegiatan-kegiatan penguatan literasi seperti ini dapat terus digencarkan di masa mendatang. Terima kasih kepada teman-teman yang sudah menginisiasi kegiatan ini dan juga para pendukung kegiatan baik dari OJK, Satgas Antirentenir Kota Bandung dan juga bank bjb,” pungkasnya singkat.
Kegiatan yang diikuti 300 peserta itu, mengambil tema Safari Jurnalistik “Penguatan Literasi Menuju Generasi Mandiri” merupakan hasil kolaborasi bank bjb, Universitas Pasundan, OJK, Satgas Antirentenir Kota Bandung, Inilah Koran dan Republika. ***