BANDUNG, PastiNews – Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Veronica Tan menyoroti berbagai masalah seputar tingginya angka perkawinan anak dan perceraian.
“Bahkan, saya menemukan kasus keluarga di Jawa Barat, di mana seorang perempuan memiliki 14 anak. Saya berpikir empat anak saja sudah banyak. Ini bagaimana dengan 14 anak. Bagaimana memenuhi kebutuhan gizinya, pengasuhannya, dan seterusnya. Belum lagi perilaku remaja usia 14-15 sudah pacaran, lalu kemudian dinikahkan, lalu bercerai. Nah, ini menyangkut pola pikir yang harus berubah,” ungkap Veronica melalui dari di Forum Perangkat Daerah yang digagas Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat, di UNIKOM Bandung Kamis 13 Februari 2025.
Karena itu, yang paling penting adalah bagaimana mengubah pola pikir masyarakat.
“Deretan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak lepas dari cara berpikir masyarakat. Perlu perubahan mindset dalam keluarga itu sendiri. Dan, agenda besar itu tidak bisa dilakukan sendirian, melainkan butuh kolaborasi semua pihak,” tegasnya.
Sejalan dengan agenda menuju Indonesia 2045, pihaknya telah meluncurkan tiga program prioritas. Yaitu Ruang Bersama Indonesia (RBI), perluasan fungsi layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129, dan penguatan Satu Data Perempuan dan Anak.
RBI merupakan inisiatif kolaborasi lintas sektor untuk menangani berbagai isu perempuan dan anak, termasuk kekerasan, stunting, dan kemiskinan.
“Program ini telah diimplementasikan di enam desa percontohan. Ini dalam rangka bottom-up, Masyarakat butuh apa, remaja butuh apa, keluarga butuh apa? Dengan begitu, bisa dilakukan perencanaan program sesuai kebutuhan masyarakat,” pungkas mantan isteri Ahok itu.
Hadir Prof. Budi Setiyono, Ph.D, Sekretaris Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/ Sestama BKKBN, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa-Barat Dadi Roswandi dan Wakil Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat Siti Muntamah. ***