BANDUNG, PastiNews – Guna mengembangkan dan memperkenalkan asuransi syariah, PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential Syariah) menggandeng lembaga filantropi atau non profit seperti Lembaga Amal Zakat dan Infak, atau Baznas.
Adhi Nugraha Sugiharto, Head of Marketing, Customer, & Corporate Communication menjelaskan, berbagai upaya terus dilakukan agar masyarakat Indonesia betapa pentingnya protekni sejak dini terhadap kesehatan kita, termasuk penyakit kritis.
“Ini merupakan salah satu strategi kita dengan bekerjasama dengan yayasan dan organisasi islam, bentuknya literasi keuangan syariah di pesantren-pesantren, yang kita lakukan di berbagai daerah seperti di Pekanbaru, Makassar, Surabaya. Selain itu juga untuk inklusi agar terlindungi oleh asuransi,” ungkap Adhi saat peluncuran PRUCritical Amanah, di Bandung Kamis 20 Februari 2025.
Disinggung jumlah nasabah Prudential Syariah, untuk wilayah Jawa-Barat sekitar 70 ribuan nasabah.
“Prudential Syariah baru berdiri sekitar dua tahun, namun untuk tertanggung yang sudah bergabung terdapat 74 ribu lebih nasabah. Kita harap, melalui produk yang baru diluncurkan ini, kepedulian dan kesadaran masyarakat terhadap asuransi dapat terus meningkat,” ucap Adhi.
Dimintai komentarnya, Herwin Bustaman, Chief Distribution Officer Prudential Syariah mengatakan, banyak juga masyarakat yang ingin berasuransi, namun lebih tertarik kepada syaraih.
“Jika melihat perkembangan masyarakat terkait penyakit kronis yang cukup tinggi, Prudential Syariah meluncurkan PRUCritical Amanah sejak September 2024 lalu, Perlindungan Menyeluruh terhadap Risiko Penyakit Kritis Sejak Tahap Awal. Melalui produk ini, bisa mengcover penyakit-penyakit kronis seperti kanker dan jantung dan stroke,” ucap Herwin didampingi Ika Meynita, Head of Product Management Prudential Syariah.
Selama Kuartal III/2024 (year-to-date), Prudential Syariah telah dipercayai oleh hampir setengah juta peserta yang diasuransikan di seluruh Indonesia dan telah menyalurkan total klaim santunan dan manfaat bagi para peserta sebesar Rp1,8 triliun. ***